OWASP Top 10 menjadi rujukan standar keamanan website. Dengan memahami dan menerapkannya, perusahaan dapat secara signifikan mengurangi risiko terhadap website mereka dan melindungi data serta pengguna dari potensi serangan siber.
Dalam pembuatan website, salah satu Unsur yang sangat Krusial dan perlu perhatian lebih adalah pada sistem keamanannya. Keamanan sebuah website sangatlah Krusial mengingat begitu banyak data Krusial dan tersimpan di dalam server website.
Nah, di antara begitu banyak informasi yang Terdapat di Internet mengenai standar keamanan website yang Sebaiknya, terdapat salah satu organisasi nirlaba Global dan mempunyai visi Buat menjaga keamanan cyber, termasuk data-data di dalam website. Organisasi tersebut bernama OWASP kepanjangan dari Open Web Application Security Project.
Apa Itu OWASP?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, OWASP merupakan sebuah organisasi nirlaba yang mempunyai visi Buat menjaga keamanan website dengan banyak menyediakan resource atau sumber daya agar Anda dapat mempelajari lebih lanjut mengenai Langkah menjaga keamanan website.
OWASP memberikan kemudahan kepada para web developer profesional Buat dapat mengakses seluruh informasi dan materi mengenai standar keamanan website secara mudah dan gratis. Beberapa materi yang disediakan oleh OWASP mulai dari dokumentasi, video, tools, hingga Perhimpunan.
Arsip Krusial OWASP
OWASP mempunyai beberapa Arsip yang dapat diakses dengan mudah oleh para developer agar Membikin website dan aplikasi yang mereka buat Terjamin. Beberapa Arsip Krusial tersebut, antara lain Ialah:
1. OWASP Developer Guide
Merupakan sebuah panduan yang ditujukan Spesifik Buat para developer website dan aplikasi Buat Membikin website dan aplikasi yang Anda buat Terjamin. Arsip ini adalah Arsip pertama yang wajib Anda download sebelum Mempunyai Arsip yang lainnya. Sejak dirilis lebih dari 15 tahun yang Lampau, developer guide OWASP ini telah banyak melakukan revisi agar sesuai dengan perkembangan teknologi yang Terdapat. Di dalam dokumentasi ini terdapat beberapa panduan yang akan membantu para developer dalam membangun sebuah website atau software menggunakan coding dengan sistem yang Terjamin.
2. OWASP ASVS (Application Security Verification Standard)
Begitu ini belum Terdapat satupun metode yang dapat dijadikan tolok ukur yang menjelaskan standar keamanan website secara keseluruhan. Karena itu, OWASP Membikin sebuah panduan standar keamanan website yang dapat digunakan di seluruh dunia. Panduan ini diberi nama Application Security Verification Standard atau ASVS.
ASVS merupakan sebuah daftar persyaratan yang berfungsi Buat membantu para developer dalam mengetahui apakah sebuah website atau aplikasi yang telah mereka buat Terjamin Buat digunakan, Berkualitas oleh organisasi, customer, atau vendor.
Terdapat tiga level ASVS yang perlu Anda ketahui, Ialah opportunistic level yang Standar digunakan Buat software Standar, standard level Buat aplikasi yang didalamnya terdapat data-data Krusial, serta advanced level yang Standar digunakan Buat aplikasi rumah Ngilu, bank, pemerintahan, dan berbagai aplikasi atau website sejenisnya. Arsip ASVS juga menjelaskan langkah demi langkah yang Dapat Anda lakukan Buat menjaga keamanan website Anda.
3. Security Knowledge Framework
Merupakan sebuah tool yang dibuat dan dirancang Buat membantu para developer Buat membangun sebuah website atau software yang Terjamin. Framework ini dibangun sesuai dengan standard ASVS yang Membikin para developer dengan mudah mengerti dan memahami dalam mengimplementasikan persyaratan keamanan yang telah ditetapkan.
4. Developer Cheat Sheet Series
Merupakan sebuah guide atau panduan yang menjelaskan mengenai berbagai Ragam kelemahan, protokol keamanan, serta bagaimana melakukan keamanan menggunakan bahasa pemrograman yang Terkenal. Developer Cheat Sheet Series dibuat dengan meminta Donasi para Ahli-Ahli keamanan website yang berasal dari seluruh dunia sehingga isinya berupa panduan yang lengkap dan mendalam mengenai keamanan website.
Selain itu, dengan desain berbentuk bullet points, Membikin para developer dapat dengan mudah memahami dan mengerti syarat-syarat dari standar keamanan website sebenarnya.
5. OWASP Top 10
Merupakan salah satu Arsip Krusial OWASP paling terkenal karena berisi daftar checklist yang berfungsi Buat memastikan apakah website atau aplikasi Anda telah Terjamin atau belum dengan mematuhi empat kriteria kerentanan, Ialah prevalensi, deteksi, Pemanfaatan, dan Dampak bisnis.
- Prevalensi dibutuhkan Buat mengetahui seberapa besar tingkat kerentanan terhadap ancaman agensi, seperti hacker atau peretas
- Deteksi dibutuhkan Buat mengetahui seberapa mudah pihak peretas menemukan suatu kerentanan dalam sebuah aplikasi atau website
- Pemanfaatan dibutuhkan Buat mengetahui seberapa mudah peretas dalam mengeksploitasi kerentanan sebuah aplikasi atau website Begitu mereka menemukannya.
- Dampak bisnis dibutuhkan Buat mengetahui seberapa parah Dampak yang terjadi bagi perusahaan Begitu peretas melakukan Pemanfaatan.
Baca Juga: Memenuhi Kepatuhan Terhadap UU PDP, Strategi bagi Bisnis
Daftar OWASP Top 10 Buat Standar Keamanan Website
OWASP Top 10 adalah daftar yang dibuat oleh Open Web Application Security Project (OWASP) yang berisi sepuluh jenis kerentanan keamanan aplikasi web paling kritis dan Standar terjadi. Daftar ini dibuat berdasarkan penelitian dan analisis mendalam terhadap data yang dikumpulkan dari berbagai sumber di seluruh dunia. Dari daftar ini, kita Dapat mengetahui ancaman yang paling Mempunyai Dampak besar atau serius pada keamanan aplikasi web.
1. Broken Access Control
Broken Access Control adalah salah satu ancaman keamanan aplikasi/web yang paling serius dan menduduki peringkat pertama dalam OWASP Top 10. Kerentanan ini umumnya terjadi ketika sistem gagal menerapkan mekanisme kontrol akses yang memadai. Kondisi ini memungkinkan pengguna yang Kagak berwenang Buat mengakses atau mengubah data yang Sebaiknya dilindungi.
Kontrol akses adalah proses yang menentukan siapa yang Mempunyai hak Buat Menyaksikan atau menggunakan sumber daya dalam sistem. Kalau kontrol akses ini Kagak berfungsi dengan Berkualitas, pengguna yang Kagak berwenang Dapat Menyaksikan informasi sensitif atau melakukan perubahan pada data dan fungsi sistem.
2. Cryptographic Failures
Cryptographic Failures, atau kegagalan kriptografi, merujuk pada situasi di mana mekanisme kriptografi yang digunakan Buat melindungi data Kagak berfungsi dengan Berkualitas. Hal ini Dapat terjadi akibat pemilihan algoritma yang Kagak Benar, kesalahan dalam implementasi, atau manajemen kunci kriptografi yang kurang memadai. Kegagalan ini dapat menimbulkan risiko keamanan siber yang serius, seperti kebocoran data sensitif, manipulasi data, kerugian finansial, dan kerusakan reputasi bisnis.
3. Injection
Kerentanan muncul ketika data yang Kagak terpercaya dikirimkan ke interpreter, yang dapat menyebabkan eksekusi perintah yang Kagak diinginkan. Dengan memanfaatkan celah ini, penyerang Dapat menyisipkan kode berbahaya yang akan dijalankan oleh sistem secara ilegal.
Krusial Buat dipahami bahwa serangan Suntik dapat terjadi pada berbagai jenis aplikasi dan sistem. Contohnya seperti situs web, aplikasi mobile, database, dan perangkat lunak desktop. Penyebab Standar dari serangan ini adalah kurangnya validasi input, sanitasi data yang Kagak cukup, atau penggunaan metode pengolahan data yang Kagak Terjamin.
4. Insecure Design Vulnerabilities
Insecure design vulnerabilities adalah celah keamanan yang muncul akibat kurangnya perhatian atau perencanaan yang memadai pada aspek keamanan selama fase desain aplikasi atau sistem. Kerentanan ini terjadi ketika arsitektur dan perencanaan sistem Kagak memperhitungkan ancaman potensial atau Kagak mengikuti praktik keamanan yang terbaik. Akibatnya, sistem menjadi rentan terhadap Pemanfaatan bahkan sebelum proses implementasi dan pengujian dimulai.
5. Security Misconfiguration
Security misconfiguration adalah keadaan di mana sistem komputer, aplikasi, atau infrastruktur IT Kagak dikonfigurasi dengan Berkualitas Buat melindungi informasi sensitif dan sumber daya perusahaan dari ancaman keamanan. Konfigurasi yang salah atau kurangnya pembaruan pada sistem dan aplikasi dapat menciptakan celah keamanan yang dapat dimanfaatkan oleh penyerang. Hal ini sering disebabkan oleh kelalaian dalam pengelolaan konfigurasi keamanan atau kurangnya pemahaman mengenai praktik keamanan yang terbaik.
6. Vulnerable and Outdated Components
Vulnerable and Outdated Components adalah elemen perangkat lunak dalam aplikasi web yang Mempunyai celah keamanan atau Kagak lagi mendapatkan dukungan berupa pembaruan atau patch dari pengembangnya. Komponen ini dapat mencakup library, framework, modul, atau bagian lain dari perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan aplikasi web.
Komponen yang Kagak diperbarui dapat menjadi sasaran potensial bagi penyerang yang mencari celah keamanan Buat dieksploitasi. Situasi ini terjadi karena komponen tersebut mungkin mempunyai bug atau celah keamanan yang telah diketahui dan dipublikasikan, tetapi belum diperbaiki.
7. Identification and Authentication Failures
Identification and authentication failures adalah kelemahan atau kegagalan dalam sistem identifikasi dan autentikasi yang dapat menyebabkan akses Kagak Absah atau kebocoran informasi sensitif. Situasi ini dapat terjadi ketika aplikasi Kagak berhasil memverifikasi identitas pengguna atau Kagak mengelola akses dengan efektif. Kegagalan dalam aspek ini dapat menciptakan celah bagi penyerang Buat mendapatkan akses yang Kagak Absah, menyusup ke dalam sistem, atau mengeksploitasi data pribadi.
8. Software and Data Integrity Failures
Kerentanan selanjutnya pada daftar OWASP Top 10 adalah software and data integrity failures. Ini adalah kondisi dimana adalah keadaan di mana keaslian, konsistensi, dan keamanan perangkat lunak serta data Kagak dapat dipastikan. Kegagalan integritas ini dapat disebabkan oleh berbagai Unsur. Beberapa di antaranya seperti kerentanan dalam kode, serangan siber, dan penggunaan komponen perangkat lunak yang Kagak Terjamin.
9. Security Logging and Monitoring
Security Logging and Monitoring Failures terjadi ketika sistem Kagak Pandai mencatat (logging) dan memantau (monitoring) aktivitas keamanan dengan efektif. Kegagalan dalam melakukan pencatatan dan pemantauan yang memadai dapat menyebabkan banyak Dampak negatif. Contohnya seperti, perusahaan Kagak dapat melacak, menganalisis, dan merespons ancaman keamanan dengan Cepat dan Seksama.
10. Server-Side Request Forgery
Server-Side Request Forgery (SSRF) adalah jenis kerentanan keamanan yang muncul ketika aplikasi web mengakses sumber daya jarak jauh tanpa memvalidasi URL yang diberikan oleh pengguna. Ini memungkinkan penyerang Buat memanipulasi aplikasi agar mengirimkan permintaan ke tujuan yang Kagak diinginkan, meskipun aplikasi tersebut sudah dilindungi oleh firewall, VPN, atau daftar kontrol akses (ACL) lainnya.
Pastikan Keamanan Web Anda Berbarengan Digimensia
Kalau Anda Ingin memastikan bahwa website Anda memenuhi standar keamanan website, Anda dapat memanfaatkan jasa pentest dari Digimensia Digital Indonesia. Kami menawarkan layanan pemeriksaan keamanan website yang berstandar Global. Dengan layanan ini, kami akan membantu melindungi website bisnis Anda dari berbagai ancaman siber yang semakin meningkat.