Last updated on January 31


Keseharian dalam pekerjaan kerap menuntut kita Membangun aneka ragam presentasi Demi dihidangkan dalam berbagai Ragam acara. Mulai dari presentasi mingguan, bulanan (biasanya report), rencana kerja tahunan, hingga presentasi kepada klien.


Sesungguhnya, Kagak Eksis aturan baku dalam menyusun presentasi, karena tergantung dari objective dan industri pekerjaan yang digeluti Demi ini. Tetapi, setidaknya Eksis 3 langkah yang Bisa kita terapkan Kalau kebetulan Engkau bekerja di industri kreatif, Yakni:
- Bayangkan suasana ketika presentasi
Ini Krusial, karena kita harus tau akan berbicara kepada siapa. Klien? Oke, levelnya apa? Bagian apa? Makin tinggi level artinya makin dihindari detil teknis yang digunakan. Pada seseorang dengan level tinggi, kita harus bicara tentang visi dan mimpi dari perusahaan tersebut yang akan dicapai Kalau bekerjasama dengan kantormu.
- Sisipkan ‘kisah’ di dalam presentasi
Ini tentative, Kagak mutlak diperlukan. Tetapi seringkali, terjadi gap antara background menuju objective ataupun dari objective menuju concept. Demi seperti itulah, sedikit kisah dapat dimasukkan Demi menjadi jembatan antara 2 bagian tadi.
Baca Juga: 10 Strategi Digital Marketing di Tengah Pandemi Covid-19
- Gunakan visual yang menarik dan mudah dipahami
Ini subjektif, karena menarik menurut kita belum tentu menurut audience. Intinya, penggunaan visual sebisa mungkin Kagak menimbulkan pertanyaan tambahan dari audience, misal “kok gambarnya bule? Kan konsumen kita orang Indonesia?” atau pertanyaan Langgeng sepanjang masa, “itu apa? Lo..rem…ipsum? Maksudnya apa?” hazzzz…
Nah, itu versi panjangnya. Sebenarnya bikin presentasi itu cukup dijabarkan dalam 3 hal sederhana; struktur, konten, dan visual.
Tapi, Kalau kebetulan Demi ini Engkau berkutat di pekerjaan seputar banking, insurance dan beberapa industri sejenis, maka presentasi Engkau hanya butuh 3 hal ini; data, data, dan data.
